Iklan BSG

Semangat Tak Pernah Padam: Pak Agus, Penambang Pohuwato, Bertahan di Tengah Tantangan

0 87

HarianMetro.co, POHUWATO – Bak tokoh Captain Amerika membawa perisainya, Pak Agus (48) dengan secercah harapannya mulai menyusuri jalan menuju lokasi pertambangan. Ditemui wartawan dilokasi pertambangan saat mendulang emas, Pak Agus mengaku berangkat kerja mulai dari pukul 09:00 pagi hingga sore hari.

“Saya berangkat dari rumah jam 9 pagi,” ucap Agus sembari memeluk alat dulang yang terbuat dari kayu seakan menggambarkan bahwa itulah harta benda satu-satunya miliknya.

Pak Agus menceritakan, ia saat ini tinggal di rumah yang jaraknya sekitar 5 Km dari lokasi dimana ia bekerja, ia tinggal bersama keluarga kecilnya yang hidup dari hasil tambang.

“Saya tinggal disebelah, jauh, tapi tidak apa, namanya juga mencari nafkah, kadang dapat, kadang juga tidak, tapi itu saya syukuri, setidaknya saya berupaya untuk menghidupi keluarga kecil saya, ” katanya.

Ia menuturkan, pekerjaan yang ia lakoni sekarang ini sudah berlangsung kurang lebih 20 Tahun lamanya, sesekali ketika hasil tak memuaskan, ia berpindah ke lokasi yang ada di Kecamatan Buntulia yang jaraknya belasan kilometer dari rumahnya.

“Kalau misalnya disini hasilnya sudah tidak bisa menutupi kehidupan sehari-hari, terpaksa saya harus ke buntulia sana, disana juga banyak teman-teman saya, ” ungkapnya.

Setelah ditanya apakah dirinya tidak merasa capek menjalani kehidupan sehari-hari mulai dari berjalan kaki hingga menahan rasa dingin ketika mendulang dengan setengah badan terendam dalam air, ia mengungkapkan bahwa ini adalah bagian dari resiko jadi penambang.

“Jangankan berjalan pak, rasa dingin saja saya tahan asal bisa memenuhi kebutuhan keluarga di rumah, ini sudah menjadi resiko penambang pak, ” tuturnya.

Suka duka jadi penambang, pernah disuatu hari, dia mendulang dari pagi hingga azan maghrib berkumandang, bukannya mendapatkan hasil, ia justru jatuh sakit karena terlalu lama terendam air. Alhasil teman-teman seprofesi dengannya urunan untuk memenuhi kebutuhan dapurnya.

“Pernah saya sakit pak, dari pagi sampai adzan maghrib, bukannya untung, malah jatuh sakit, beruntung ada teman-teman kabilasa (penambang) urunan, sudah ada yang beli beras, dan rempah-rempah, ” kata Pak Agus dengan menggambarkan wajah sedih.

Meskipun demikian, dirinya tidak patah semangat, mengingat kebutuhan keluarga menjelang bulan suci Ramadhan. Olehnya ia berharap, untuk seluruh penambang bisa mendapatkan hasil yang memuaskan demi menyambut hari kemenangan.

“Sudah dekat bulan Ramadhan pak, jadi kebutuhan makin banyak. InsyaAllah penambang banyak rezeki dan bisa benar-benar bahagia ketika lebaran nanti, amin, ” ucap Agus dengan senyum bahagia. (**)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.