SAIPUL – IWAN SEBUAH IKHTIAR MENJAGA KEHARMONISAN

0 986

HarianMetro.co, POHUWATO – Kanca politik lokal di Pohuwato tengah ramai menjadi perbincangan di hampir semua sudut ruang-ruang diskusi, mulai dari ruang formal, hingga di warung-warung kopi di hampir seantero Gorontalo.

Hadirnya konstalasi yang di luar prediksi orang-orang, menjadikan daerah yang memiliki julukan “Bumi Panua” tersebut, seakan tersorot oleh semua perhatian orang-orang yang terus update dengan informasi-informasi politik.

Bagaimana tidak, menyatunya pasangan antara Saipul A. Mbuinga dan Iwan S. Adam, telah memberi kejutan kepada kurang lebih dari 113.000 masyarakat Kabupaten Pohuwato yang terdaftar dan memiliki hak pilih, yang terdata di DPT KPU Kabupaten Pohuwato.

Sejak tahun 2020 kemarin, Saipul dan Iwan adalah rival yang pernah mengisi ruang kompetisi pada Pilkada Kabupaten Pohuwato periode sebelumnya. Pilkada yang cukup hangat dan memiliki tensi politik yang cukup tinggi, bahkan menghadirkan kubu yang saling memenas dengan waktu yang cukup lama.

Oleh karena itu, tak heran jika hampir seluruh masyarakat Bumi Panua dibuat terkejut ketika pasangan dua tokoh hebat Pohuwato ini menyatu. Tentu menimbukan banyak spekulasi dan penasaran yang tinggi untuk mencari tau motif di balik menyatunya dua tokoh tersebut.

Melalui tulisan ini, saya sebagai masyarakat Kabupaten Pohuawato dengan percaya diri memberi pandangan, bahwa menyatunya pasangan Saipul – Iwan adalah jawaban doa masyarakat, dan bukti nyata gaya politik masyarakat Pohuwato yang unik, gaya politik yang mengutamakan keharmonisan.

Menyatunya kedua tokoh ini tentu saja memiliki alasan dan perjalanan yang menarik untuk diulas dalam berbagai pandangan.

Gaya Kepemimpinan Yang Sejuk

Sebagian besar orang menganggap bahwa politik adalah sebuah perang tanpa senjata. Meski demikian, di sisi lain kita semua mengamini bahwa pemimpin yang baik adalah dia yang mampu mempengaruhi dan membawa kesejukan dalam satu kelompok yang dia pimpin.

Hal ini terlihat jelas dalam sosok pemimpin yang sedikit kata seperti Saipul A. Mbuinga – pria yang akrab disapa “Ka Epo” – dalam memimpin Kabupaten Pohuwato 4 tahun terkhir. Saya pernah menulis cukup panjang soal kepemimpinan beliau di tugas akhir studi (kripsi) beberapa tahun lalu.

Dengan gaya yang demikian, membedakan sosok Saipul dengan pemimpin di Bumi Panua yang sebelum-sebelumnya. Sebagai hasil, kita menyaksikan di dunia pemerintahan, beliau terkenal sebagai orang yang selalu memberi contoh pada bawahannya.

Sedangkan dalam politik, gaya komunikasi yang ringan dan santai serta kesejukan yang beliau miliki, Saipul berhasil menaklukan rival politiknya di Pilkada 2020 lalu untuk bisa mendukung kepemimpinan dan program-program beliau dalam pemerintahan.

Buktinya, Hamdi Alamri yang dahulunya menjadi rival pada Pilkada pun ikut bergabung dalam partai yang dipimpin Saipul. Satunya lagi Ibrahim Bouty yang belakangan terlihat mesra dengan Saipul lewat foto yang beberapa waktu belakangan hangat diberitakan.

Kini waktu dan giliran Iwan Adam. Sosok yang diakui memiliki prinsip politik yang banyak dijadikan panutan anak muda itu, tak tanggung-tanggung memberi dukungan politik melalui parpol yang dipimpinnya.

Dengan demikian, bagi saya, Saipul berhasil menyelesaikan perang tanpa senjata ini dengan sejuk.

Bukti Kedewasaan Politik Iwan Adam

“Bukan perkara yang mudah untuk mengalahkan ego dalam diri”. Kiranya itu kalimat yang saya pilih untuk memulai deskripsi tentang langkah apik yang diambil oleh sosok principal seperti Iwan S. Adam.

Bagaimana tidak, beliau yang dikenal sebagai sosok yang oposisi sejak pilkada 2020 kemarin, kini berbesar hati untuk masuk untuk mendukung pembangunan yang diikhtiarkan Saipul.

Jauh sebelum beliau dipinang untuk menjadi bakal calon wakil bupati yang akan mendampingi Saipul, beliau dengan begitu yakin dan secara terang-terangan memberi dukungan politik lewat Nasdem (partai yang dinahkodainya) tanpa embel-embel syarat apapun.

Keputusan yang cukup berani dan mengejutkan, sebab di waktu yang bersamaan, partai yang dipimpinnya baru saja tengah mendapat pujian karena berhasil menyabet kursi Wakil Ketua di DPRD Kabupaten Pohuwato, yang dahulunya tidak memiliki kursi sama sekali.

Ideal dalam anggapan orang-orang pada umumnya, prestasi tersebut harusnya menjadi kekuatan besar bagi Iwan untuk tetap pada posisi oposisi. Tapi bagi Iwan, turut terlibat memastikan keberlanjutan pembangunan daerah tercinta jauh lebih penting.

Sebagai politisi senior yang telah lama malang melintang di dunia politik lokal, dia tahu berbagai risiko yang akan dia hadapi sejak berlabuh untuk memberi dukungan kepada petahana, terlebih di saat menerima pinangan sebagai bakal calon wakil bupati, tentu akan ada berbagai isu tak sedap yang harus dia terima.

Satu kalimat yang saya ingat betul dan yang terus diulang setiap berdiskusi santai dengan sosok Iwan Adam, bahwa “Menjaga keharmonisan yang telah lama hidup di kalangan masyarakat Pohuwato jauh lebih penting, dari pada sekadar merawat ego dalam diri”. Kalimat sakti dan dalam akan makna menjadi semangat tulus bagi sosok tersebut.

Tulisan berbentuk opini ini mengandung banyak harapan, semoga saja dengan menyatunya kedua tokoh ini, menjadi sebab lahirnya pesta demokrasi yang sejuk, semakin memperkokoh persaudaraan, serta merobohkan tembok pembatas antar perbedaan di masyarakat Pohuwato.

Penulis : Ryfan Abdjul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.