Miris, Di Anggap Tak Mampu, Sejumlah Dokter Spesialis Minta Direktur RSBP Mundur Dari Jabatannya

0 1,456

HarianMetro.co, POHUWATO – Dianggap tak mampu menyelesaikan sejumlah masalah di Rumah Sakit Bumi Panua Pohuwato, sejumlah dokter spesialis meendesak agar direktur RSBP Pohuwato, Dr. Syahrawanti Abbas untuk mundur dari jabatannya. Mereka juga menuntut agar ia dapat mematuhi regulasi yang berkaitan dengan etika profesi kedokteran sebagai tenaga kesehatan. Para dokter spesialis itu pun memberikan garansi untuk siap mengundurkan diri dari tenaga kesehatan.

Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu dokter spesialis RSBP, Agus Hasan. Ia menyampaikan bahwa direktur RSBP seakan tertutup dan enggan membahas sejumlah permasalahan yang ada bersama para dokter spesialis.

“Itu memang benar. Namun tentu solusinya masih bisa dicari. Permintaan untuk membahas hal-hal yang terkait dengan jasa medis telah ditawarkan secara berkala oleh rekan-rekan dokter. Namun ibu direktur nampak tertutup dan enggan berkomunikasi dengan mereka.” Jelas dr. Agus

Saat konferensi pers bersama sejumlah awak media, beberapa dokter spesialis ini mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kejanggalan yang dilakukan oleh dr. Syahrawanti Abas, selama memimpin RSBP Pohuwato, mulai dari segi etika profesi sampai dengan kebijakan tentang pembayaran jasa hak tenaga kesehatan. Sehingga dirinya dianggap mengabaikan regulasi kaitan dengan etika profesi tenaga kesehatan ini.

Di beberapa kasus, penanganan terhadap pasien khusus harus ditangani langsung oleh dokter spesialis berdasarkan disiplin ilmunya. Tetapi pada kenyataannya, dr. Syahrawanti sering mengabaikan hal tersebut, berupa penanganan langsung tanpa mempunyai disiplin ilmu terhadap itu.

Sama halnya dengan penanganan pasien Covid-19. Dimana salah satu pasien COVID-19 yang meminta untuk diisolasi setelah sebelumnya ia di isolasi di RS Ainun Habibie Gorontalo, yang sedianya mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Saat ini, sejumlah pasien Covid-19 sulit mendapatkan informasi hasil tes Swab. Bahkan beberapa pasien dipulangkan tanpa hasil tes Covid-19. Sehingga direktur tersebut dianggap tidak serius dalam penanganan wabah Covid-19.

Parahnya, jasa hak tenaga medis belum juga tersalurkan sejak tahun 2019. Terhitung sejak 14 bulan yang lalu, sejak tahun 2019, hak tenaga kesehatan belum juga disalurkan oleh pihak RSBP Pohuwato, hingga tenaga medis non PNS yang sangat merasakan dampak dari masalah tersebut. Sementara berdasarkan informasi yang beredar, bahwa anggaran tersebut telah dicairkan melalui rekening RSBP. Saat ini juga belum ada titik terang terkait dengan hal ini. Pungkasnya.//HM

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.