Harianmetro.co – GORONTALO, Program Beasiswa Bidikmisi IAIN Gorontalo dinilai pengelolaannya tidak transparan. Hal ini didasarkan pada dugaan pemotongan besaran beasiswa yang tidak jelas sejak 2016 hingga 2020.
Menurut para aktifis kampus (mahasiswa) dari tahun ketahun telah melakukan aksi demonstrasi terhadap birokrat kampus IAIN Gorontalo terkait pemotongan Bidikmisi tersebut.
“Ada kejanggalan dalam pemotongan biaya Bidikmisi di kampus ini,” kata salah satu mahasiswa IAIN Gorontalo kepada wartawan Harian Metro, Rabu (6/1/2021).
Sementara itu, Wakil Rektor III IAIN Gorontalo, Mujahid Damopolii menjelaskan biaya Bidikmisi itu sudah ada ketentuan dan peruntukannya.
“Biaya Bidikmisi itukan Rp. 6.000.000 rupiah, diperentukan untuk dua hal, yang satu diperuntukan untuk UKT sebesar Rp. 2.400.000 rupiah masuk ke kas Negara, dan sisanya itu Rp. 3.600.000 rupiah merupakan biaya hidup yang masuk ke rekening mahasiswa peserta Bidikmisi,” kata Mujahid.
Lebih lanjut Mujahid menuturkan, pengembangan karakter untuk peserta Bidikmisi itu memang sudah dibuat pada tahun 2018 dan anggarannya dari pemotongan biaya Bidikmisi yang sudah masuk ke kas Negara sejumlah Rp. 2.400.000 rupiah tersebut.
“Pada tahun 2018 itu kita sudah memulai, pelan-pelan membuat namanya untuk kurikulum bidikmisi jadi ada kegiatan di setiap semester ganjil 1, 3, 5 dan 7. Semester 1 itu kegiatanya character building, semester 3 itu untuk pelatihan tilawah, kemudian semester 5 pelatihan Ilmu Quran dan tafsir (IQT) dan untuk semester 7 itu kewirausahaan,” pungkasnya.// Arya