HarianMetro.co, POHUMarisa – Permasalahan Terorisme masih menjadi salah satu permasalahan serius yang perlu mendapatkan perhatian utama bagi seluruh elemen, baik pemerintah, kepolisian maupun masyarakat provinsi Gorontalo, khususnya kab. Pohuwato. Penangkapan 7 (tujuh) orang terduga Teroris dikab. Pohuwato pada akhir Tahun 2020 merupakan salah satu gambaran jika kab. Pohuwato termasuk salah satu daerah yang rawan terorisme.
Menyikapi situasi dan kondisi seperti yang digambarkan diatas, MUI kab. Pohuwato menghimbau warga Pohuwato agar mewaspadai ancaman terorisme, terutama ketika memasuki akhir tahun. Hal ini karena momentum akhir tahun yang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru berpotensi akan dijadikan sebagai ajang untuk melakukan “amalia”.
“Kelompok Teroris biasanya akan menggunakan momen-momen tertentu untuk melakukan amalia, salah satunya adalah Perayaan Natal dan Tahun Baru.” kata Ketua MUI kab. Pohuwato Ustadz Hi. Fahri Djafar, (5/12).
Untuk itu, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Kementrian Agama kab. Pohuwato dan dikenal sebagai salah seorang Da’i Kondang di prov. Gorontalo menghimbau kepada warga kab. Pohuwato untuk mewaspadai ancaman terorisme di akhir Tahun 2021. Selain itu, masyarakat perlu mengenali ciri-ciri kelompok maupun orang yang sudah terpengaruh dengan paham teroris dan segera melaporkan kepada pihak berwajib apabila menemukan orang yang diduga menjadi pengikut teroris.
“Penting bagi masyarakat untuk mengenali ciri-ciri orang maupun kelompok teroris. Mereka memiliki pemahaman eksklusif, mudah mengkafirkan, tertutup dan jarang bersosialisasi. Jika menemukan orang yang memiliki ciri-ciri tersebut, segera laporkan kepada pihak Kepolisian.” tambah Ustadz Fahri.
Selain itu, Ustadz Fahri juga berharap pihak Kepolisian bisa memaksimalkan deteksi dini untuk mencari dan menangkap orang ataupun kelompok teroris. Ini penting karena terorisme bukan bagian dari ajaran Islam. Islam tidak mengajarkan kekerasan melainkan sebagai Agama Rahmatan Lil Alamin. Pungkasnya.//(**)