Parah! RSBP Tak Layani Persalinan Diatas Jam 7 Malam

0 840

HarianMetro.co, POHUWATO – Konflik internal mencuat di Rumah Sakit Bumi Panua (RSBP) terkait kebijakan pembayaran insentif dokter spesialis. Salah satu dokter spesialis memutuskan untuk membatasi jam kerja hingga pukul 19.00 (malam) sebagai bentuk protes terhadap kebijakan insentif yang dinilai tidak adil.

Aksi ini telah berlangsung selama kurang lebih tiga minggu dan berdampak pada penghentian tindakan operasi malam, termasuk layanan persalinan. Jumat, (25/10/2024).

Seorang tenaga kesehatan (Nakes) yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, pembatasan jam kerja ini terjadi akibat ketidakpuasan para dokter spesialis terhadap distribusi insentif yang dianggap tidak proporsional.

Para dokter yang jarang hadir dilaporkan mendapatkan insentif hingga Rp. 30 juta, sementara dokter yang selalu hadir dan melakukan tindakan operatif justru menerima jumlah yang sama, hal memicu kecemburuan sosial di kalangan para medis.

“Selama tiga minggu terakhir, tidak ada lagi tindakan operasi malam. Dokter yang biasanya standby sepanjang waktu sekarang membatasi jam kerjanya. Kami yang siap kapan pun dibangunkan untuk operasi, sementara yang lain di luar kota, bahkan ada yang liburan,” ungkap Nakes tersebut dengan nada kesal.

Situasi ini makin panas dengan pernyataan salah satu dokter spesialis yang menyebut RSBP sudah seperti “taman kanak-kanak” karena tidak ada pengaturan tegas dari pihak manajemen terkait kedisiplinan dokter. Bahkan, hingga kini, absensi khusus untuk para dokter spesialis belum pernah diberlakukan.

“Di sini dokter spesialis tidak diatur, seperti bermain-main saja. Tidak ada kontrol manajemen, jadi ya kita mogok jam kerja sebagai bentuk protes,” tegas dokter spesialis yang memilih tak disebutkan namanya.

Konflik ini menjadi sorotan publik karena menyangkut keselamatan pasien, terutama pada malam hari. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak manajemen Rumah Sakit Bumi Panua terkait mogok kerja para dokter spesialis ini. Keadaan di RSBP tampaknya membutuhkan intervensi segera untuk mengembalikan pelayanan kesehatan yang optimal.

Pewarta: //Mldi

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.