Penulis : Ismail Abas
HarianMetro.co – Kabupaten Pohuwato LAHIRNYA pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Pohuwato Iwan S. Adam dan Izhar Rasmin Wakiden atau disingkat IMAN pada Pilkada serentak Desember 2020 mendatang, ini merupakan angin segar bagi masa depan Pohuwato. Dengan keberadaan IMAN juga memberi ruang yang lebih besar bagi masyarakat Pohuwato untuk menaruh optimisme akan masa depan Pohuwato yang lebih baik. Bahkan boleh disebut, keberadaan IMAN di masa-masa mendatang menjadi momentum bagi Pohuwato dan masyarakatnya meraih lompatan dan kemajuan yang signifikan.
Satu hal yang dapat membangunkan optimisme bahwa berbicara tentang kinerja, kerja keras, prestasi, kapasitas, kapabilitas kemudian idealisme dan komitmen untuk maju, semua itu sudah menjadi “brand image” yang melekat kuat dalam diri seorang Iwan S. Adam yang sudah 2 periode mematrikan tenaga, pikiran, dedikasi dan pengabdiannya dalam merespon harapan dan aspirasi masyarakat Pohuwato.
Sementara bakal calon Wakil Bupati Izhar Rasmin Wakiden yang dikenal sebagai pengusaha sukses level nasional yang selama ini mampu menaklukkan ibu kota Jakarta, menjadi modal dasar yang sangat kuat sekaligus memberi ruang yang lebih besar lagi bagi Pohuwato untuk bangkit.
Dengan begitu paket IMAN, bukan saja dipandang sebagai pasangan ideal bagi masa depan Pohuwato, tapi lebih dari itu, IMAN diyakini memberi harapan baru, semangat dan arah baru Pohuwato yang lebih baik. Kolaborasi politisi dan pengusaha, apalagi pengusala kelas nasional dalam sebuah paket kepemimpinan di daerah, jika merujuk pada performance kepemimpinan di daerah lain di Indonesia, sejauh ini mampu melahirkan iklim pemerintahan yang kondusif.
Iklim kepemimpinan yang kondusif dalam perspektif yang bersifat manifestatitf adalah kepemimpinan yang mampu menebar dan menabur kemampuan dalam merespon harapan dan aspirasi masyarakat yang dipimpinnya. Hal ini mengacu pada prinsip-prinsip demokrasi, dimana rakyat memegang kedaulatan tertinggi.
Namun dalam memanifestasikan keberpihakan kepada rakyatnya, performance kepemimpinan yang mampu mengurai benang kusut persoalan di tengah masyarakat menjadi sebuah keharusan.
Iwan S. Adam sebagai sosok politisi sejauh ini memenuhi kriteria itu. Artinya, berbicara tentang aspirasi dan kepentingan rakyat, Iwan S. Adam sudah teruji dan terasah sehingga memiliki ketajaman naluri yang kuat bagi rakyat yang dipimpinnya.
Di sisi yang lain, Izhar Rasmin Wakiden sebagai pengusaha sukses level nasional, darinya terpatri secercah optimisme bahwa potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah di Pohuwato bakal memiliki nilai tambah (value added) bagi masa depan Pohuwato yang lebih maju dan berkeadilan.
Hipotesis di atas dapat membangunkan ruang kesadaran bahwa lahirnya pasangan IMAN dalam kepemimpinan 5 tahun mendatang di Pohuwato, bakal menjadi momentum yang tepat bagi Pohuwato untuk maju dan berkembang. Disebut demikian, karena kepemimpinan IMAN diyakini sangat potensial melahirkan dua dimensi kepemimpinan yang ideal, yakni di satu sisi mampu mengatasi kondisi eksrem di masyarakat dan dimensi yang lainnya mampu menata masa depan Pohuwato yang lebih baik.
Itulah hakekat kepemimpinan sejati di suatu daerah dan bahkan di sebuah negara, yakni kapasitas mengatasi kondisi ekstrem di masyarakat yang harus sudah terasah dan menata masa depan yang juga sudah terbukti. Bagaimanapun, basis potensi seorang politisi terletak pada kekuatan nalurinya untuk menyelami rakyatnya dengan sentuhan-sentuhan kebijakan yang berbasis pada kemanusiaan. Sementara mindset yang terbangun dari seorang pengusaha, terletak pada kemampuannya menata masa depan dirinya dan orang lain.
Itulah pentingnya kesadaran kolektif masyarakat, bahwa untuk meraih kemajuan, spirit yang menjadi daya dobraknya adalah memandang waktu sebagai sebuah “Momentum”. Relung-relung waktu yang akan terus bergulir, dimana kita menjalani kehidupan, adalah sebuah momentum. Paling tidak, Pilkada serentak 9 Desember 2020 dapat dipandang sebagai momentum yang tepat bagi masyarakat Pohuwato untuk menentukan pemimpin yang ideal yang kadar potensinya untuk membawa perubahan “lebih besar” dibanding pemimpin yang lainnya.
IMAN sejauh ini, memiliki bobot potensi yang lebih besar, jika dibandingkan dengan bakal calon lainnya ditinjau dari aspek yang bersifat multidimensional sekalipun. Ya…..karena hakekat memilih pemimpin adalah “membanding-bandingkan”, menyandingkan dan menghadirkan sisi kelebihan dan sisi kekurangan setiap calon pemimpin ke dalam relung hati yang paling dalam.
Ketika proses membandingkan itu selesai, maka langkah selanjutnya adalah menentukan dan memutuskan yang terbaik. Proses menentukan dan memutuskan spiritnya adalah pada “Keyakinan”. Karena IMAN sendiri dalam perspektif agama berangkat dari sebuah keyakinan. Yakin yang terkadang juga dipertegas dengan “Haqul yakin” melahirkan keteguhan, konsistensi dan istiqomah pada jalan yang lurus dan benar.
Dalam konteks Pilkada Pohuwato kali ini, IMAN lahir dari sebuah konsensus yang berangkat dari keyakinan, keteguhan, kekuatan dan tekad yang mumpuni untuk masa depan Pohuwato. Yakin dan percaya diri akan melahirkan keberanian, yakni berani mempertaruhkan tenaga dan pikiran demi kepentingan rakyat. Itulah jalan lurus bagi seorang pemimpin di sebuah negara yang menganut paham demokrasi. (*)